Oleh: Okta Lapo
Aku seorang anak dari Sungkung. Sebuah desa yang berbatasan dengan Malaysia. Jarak tempuh Sungkung ke Bengkayang, ibu kota Kabupaten Bengkayang sekitar 200 kilometer. Ironisnya, hingga saat ini belum ada jalan yang representatif untuk bisa menempuh perjalanan ke kampung itu. Walau begitu, tak ada keinginan bagi kami untuk memisahkan diri dari negara ini. Kami tetap ingin menjadi warga negara Indonesia.
Sangat banyak susahnya kami di kampong itu. Kalau mau bikin kartu keluarga dan kartu tanda penduduk, kami sangat kesulitan. Untuk mendapat surat rekomendasi dari kecamatan saja, kami harus berjalan kaki puluhan kilometer. Jadi, hanya untuk mendapat identitas kewarganegaraan saja, kami harus berjuang berhari-hari meninggalkan kampung dan pekerjaan.
Zaman Indonesia ini belum merdeka, jalan dibuat oleh Belanda. Setelah Indonesia merdeka, jalan menuju Sungkung belum juga dibangun. Inilah realitas hidup kami di Sungkung. Walau begitu, kami tetap saja setia kepada republik ini. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar